Weathering With You/天気の子/Tenki no Ko | "Kisah Cinta Pawang Hujan Pembawa Azab"
- Nanda Satrio
- Sep 2, 2019
- 3 min read
Updated: Sep 4, 2019
Weathering With You menceritakan remaja tanggung dari sebuah pulau, Hodaka Morishima (Kotarou Daigo) yang kabur dari rumah dan pergi merantau ke Tokyo. Perjalanan yang teramat jauh dan tanpa persiapan membuat Hodaka kesulitan bertahan hidup dari lingkungan yang semuanya serba baru bagi remaja yang seumur hidupnya berada di pulau.
Dalam masa-masa kere, Hodaka tidak sengaja bertemu dengan Hina Amano (Nana Mori). Setelah mengetahui bahwa ternyata Hina adalah gadi pawang hujan yang diberkahi para dewa, membuat otak bisnis Hodaka berjalan.
Saat itu Tokyo selalu dipenuhi hujan tiada henti. Sedangkan banyak sekali acara penting yang hanya bisa dilakukan saat cuaca cerah seperti bermain lempar bola di sore hari atau perayaan pesta kembang api yang mewah. Menjawab kebutuhan pasar, Hodaka mengajak Hina untuk membantu mereka yang dibutuhkan dengan harga yang setimpal. Yang mereka belum tahu adalah apa yang mereka lakukan akan membawa petaka untuk semua orang nantinya.
Setelah kesuksesan film Kimi no Nawa 2016 silam, Makoto Shinkai sepertinya ditantang atau mungkin ditarget para investor untuk mengeluarkan film yang harus bisa menyaingi suksesnya Kimi no Nawa atau bahkan melampauinya.

Yang jadi masalah adalah: film ini terlalu mengikuti checklist Kimi no Nawa.
Hanya dalam kurun waktu singkat, Weathering With You/Tenki no Ko lahir untuk menghibur dan kembali mengenang perasaan yang dirasakan saat nonton Kimi no Nawa. Jangan salah sangka, gue adalah salah satu yang cukup menggemari karya Makoto Shinkai. Baik itu kisah cinta yang gagal karna kereta ataupun hubungan terlarang antara mahasiswa dan muridnya. Termasuk kisah pawang hujan ini.
Hanya saja, dibandingkan sebuah film yang memang ingin dicurahkan sepenuh hati oleh sang sutradara, Weathering With You seperti film yang lahir demi ambisi para investor.

Sebenarnya tidak ada yang salah dari keseluruhan film ini. Seperti detail dan animasi yang selalu terbaik, bahkan bisa dibilang lebih vibrant dan hidup dibandingkan Kimi no Nawa. Atau jalan cerita dan para karakter yang menurut gue juga cukup solid dari awal hingga film selesai,
Yang jadi masalah adalah: film ini terlalu mengikuti checklist Kimi no Nawa. Banyak elemen-elemen yang ada dari Kimi no Nawa diangkat plek ke film ini. Seakan mereka mau menggunakan formula yang sama. Dari latar cerita perkotaan. Dua hubungan para remaja tanggung. Memento yang dipegang para karakternya. Keluguan tokoh si cowok. Radwimp yang kembali hadir. Ending shot yang mirip dengan Kimi no Nawa dan beberapa lainnya.
Alhamdulillah, jalan cerita yang solid membuat kita berhenti untuk membandingkan kedua film ini. Namun tentu saja, mereka yang jatuh cinta pada gaya Makoto Shinkai dengan kisah cerita romantisasi remaja yang asem-asem manis akan sedikit bingung dengan perubahan gaya cerita yang lebih mirip dengan gayanya Mamoru Hosoda.
Beberapa kolega yang baru nonton Kimi no Nawa dan berharap film ini akan sebagus pendahulunya cuman bisa berkomentar "gak sebagus kimi no nawa". Atau yang paling ekstrim "kok ceritanya agak bikin bingung, kyk terlalu fantasi".
Ketika mencoba mengingat kembali film ini, elemen Makoto Shinkai yang tersisa hanyalah atensi tinggi pada gambar latar, cuaca, lokasi dan suasana. Sisanya sudah melebur seperti bukan lahir utuh dari tangan Makoto Shinkai. Semakin diingat semakin kepikiran ternyata banyak elemen yang belum kuat pondasinya.
Asumsi film ini kejar profit makin kuat ketika melihat banyaknya jumlah sponsor yang masuk dalam film ini. Setidaknya ada 9 nama besar seperti Apple, Suntory, Boss Coffee, McDonald dan Nissin. Saking banyaknya produk Apple di film ini bisa jadi 10-30% budget pembuatan film berasal dari Apple.
Don't get me wrong, I still love and enjoy the movie.
Tapi rasanya tidak terlalu kasar jika mengatakan kalau film ini adalah penurunan dari karya-karya Makoto Shinkai yang telah lahir lebih dulu. Yaah namanya hidup. Kadang naik kadang turun.
Akhir kata, selamat menonton!
コメント